“Retorika” menjadi salah satu karya terbaru Jupitershop yang menegaskan posisi mereka sebagai band yang peduli dengan isu sosial serta dinamika media digital.
Lagu ini lahir dari rasa jengah dan muak atas banjir informasi yang masif di media sosial—informasi yang dapat diakses siapa saja, tanpa filter, tanpa verifikasi, dan seringkali diterima mentah-mentah oleh publik. Akibatnya, perbedaan sudut pandang berubah menjadi konflik, debat kusir, hingga mengkotak-kotakkan masyarakat.
Dalam “Retorika,” Jupitershop menggarisbawahi bahaya dari ketergantungan fanatisme terhadap “nabi centang biru”, yaitu figur publik di internet yang sering dianggap benar tanpa dipertanyakan. Band ini menegaskan bahwa civil war sosial adalah dampak terburuk dari fenomena tersebut.
Secara musikal, “Retorika” meneruskan energi gelombang pertama Jupitershop—8 senar, low tuning, lebih gelap, lebih agresif, dan menjadi wadah seluruh amarah yang melebur dalam satu komposisi yang penuh ledakan emosi.
Pesan mereka jelas:
“Jangan mau dibodohi. Perbanyak literasi. Lakukan demi legasi.”