ROCK IN SOLO 2022 SUKSES DI GELAR DENGAN DUA PANGGUNG BESAR

ROCK IN SOLO 2022 sukses mengobati kerinduan penikmat musik keras dari segala penjuru nusantara. Sebelumnya sudah 6 tahun festival ini sempat tidak ada kabar, namun pada tahun 2021 ROCK IN SOLO memberi sinyal dengan terselenggaranya event bertajuk Apokaliptika: A Journey Of Rock In Solo yang bertempat di Tirtonadi Convention Hall. Saat itu yang tampil adalah band yang menjadi pelopor terbentuknya festival ini, yakni Down For Life. Band cadas asal kota bengawan ini mengusung konsep kolaborasi dengan banyak seniman dan musisi di Kota Solo. Tak hanya disitu, pada gelaran event 2021 tersebut, penyelenggara event megah ini mengatakan bahwa ROCK IN SOLO 2022 akan digelar kembali seperti biasanya.


Dan benar sesuai janjinya pada tanggal 30 Oktober lalu Rock In Solo 2022 sukses digelar dengan dua panggung besar yang berjejer yakni stage A dan stage B dengan konsep bergantian tampil atau sistem ON/OFF. Perhelatan besar ini dilaksanakan dikawasan Benteng Vastenburg Surakarta dimana tempat tersebut menjadi cagar budaya di tengah kota Solo yang sangat mudah dicari karena stragetis. Dua band besar asal Amerika yakni Suffocation dan Fit For An Autopsy menjadi line up pada ROCK IN SOLO 2022 ini, tak luput beberapa band cadas nasional juga turut memeriahkan acara yang spektakuler ini.

Sebulan sebelum festival besar ini digelar, ROCK IN SOLO sudah memberikan rangkian acara yang begitu padat dengan membuat event bernama A Journey Of Rock In Solo Chapter di enam kabupaten yakin Boyolali, Klaten, Wonogiri, Sukoharjo, Sragen dan Karanganyar kemudian berlanjut dengan Rock Parade menampilkan band-band lokal dan juga pemutaran film dokumenter bertajuk Rock Screen.


Dari pagi ribuan penikmat musik keras mulai berdatangan divenue, tepat pada pukul 12.15 menjadi penampil pertama adalah band black death asal Surakarta, Sworn mampu membuat para metalhead menjadi merapat di stage A. Usai Sworn, giliran band trash metal dari Bandung, Iron Voltage tampil di stage B dengan karya-karya mereka. Stage B off, lanjut band punk rock kota Solo MCPR mengambil alih di stage A dengan lantang. MCPR rampung, kambali dihantam dengan unit hardcore asal Yogyakarta yakni Serigala Malam. Kemudian setelahnya, tampil band black metal yang cukup menjadi sorotan musik metal saat ini, Pure Wrath. Semakin sore cuaca semakin panas dengan penampilan dari band Grind Core asal Malang, Extreme Decay. Usai dihajar dengan musik begitu cepat, kembali tampil band asal Solo yakni Paranoid Dispere. Disusul oleh band Beside, mereka jauh-jauh dari Bandung memberikan semangat yang kuat untuk penggemar musik keras di sore itu. Sebelum matahari terbenam, penampilan band rock legend asal jakarta, ROXX mampu membangkitkan musik rock yang tak kan mati.

Adzan maghrib berkumandang segala aktivitas di stage A maupun B berhenti, tampak mereka yang muslim mulai memadati area mushola didalam area festival ini. Fastival besar ini memang benar-benar memberikan kenyamanan kepada siapapun yang datang, segala fasilitas yang mungkin jarang ditemui. Namun disini terbilang sangat komplit. Dari bagian toilet yang begitu banyak, tempat sampah berada dimana-mana, ditambah dengan tempat khusus untuk kaum difabel dan ibu hamil, ruang laktasi, rumah makan yang cukup luas, booth merch official band yang tampil juga tersedia disini yang memang sudah diserbu para penikmat tshirt band dari siang hari, hingga playground untuk kalangan anak kecil pun turut disediakan. Walaupun sistem tiket memang sekali masuk tidak dapat keluar dari area hingga selesai acara dengan fasilitas yang cukup komplit akan membuat nyaman dan betah.


Selesai waktu break magrib, stage B lampu kembali hidup dan hentakan suara keras band hardcore asal kota Surabaya, Fraud kembali mamanaskan suasana dengan sound yang gahar mereka tampil hingga break isya. Sembari Fraud tampil, diarea sebelah selatan panggung yang disebut area Rockmartket dimana kita bisa menjumpai deretan tenant yang berkerjasama dengan ROCK IN SOLO terdapat stage kecil yang digunakan diskusi oleh Addy Gembel yang merupakan salah satu personil band Forgotten, ditambah si Roy drummer Death Vomit dan dimoderatori oleh penggiat skena musik keras asal Palembang yakni Rian Pelor. Mereka asyik diskusi mengenai bagaimana masa depan musik metal dan lahirnya generasi baru yang memiliki gap selama dua tahun ini. Ya seperti kita tau bahwa dunia dihajar pandemi Covid-19 sekitar 2 tahun lamanya. Break isya usai lanjut bergeser ke stage A tampil band asal Solo, MTAD dengan sangat energik, mereka membakar crowd yang semakin padat dikawasan cagar budaya kota Solo tersebut. Setelahnya, tampil band grunge asal pulau Dewata yakni Navicula, band yang cukup malang melintang di dunia musik Indonesia ini mampu membuat ribuan penonton ikut bernyanyi lantang karya mereka seperti Busur Hujan, Mafia Hukum, dll. Navicula selesai tampil, lanjut band tuan rumah, Down For Life menghajar panggung dengan mengajak kolaborasi seniman bernama Gondrong Gunarto dkk, suasana semakin padat dengan moshpit semakin cepat, Down For Life tampil dengan apik sebelum dua band internasional yang menjadi line up tampil. Selanjutnya, dari stage B sudah bersiap band death core asal America yang menjadi salah satu line up pada ROCK IN SOLO 2022, Fit For An Autopsy untuk tampil dengan sound yang sama dengan rekaman mereka, didukung tata lampu yang begitu indah, mereka sukses memberikan yang terbaik untuk penggemarnya yang telah menunggu. Lanjut terakhir penampilan line up ROCK IN SOLO 2022, Suffocation di stage A, seketika mayoritas penonton mengangkat handphone mereka untuk mengabadikan momen bersama dengan band death metal asal Amerika tersebut. Sekitar 1 jam mereka sukses membuat penikmat musik keras saat itu terbius dengan penampilannya.


Hingga akhirnya sampai dipenghunjung acara, sekitar jam 22.30 gelaran hebat ini selesai, masa mulai mengarah kepintu keluar area untuk pulang. Ya, seperti apa yang ditemukan didepan pintu masuk venue yang bertulisan begitu besar "KARENA SEJARAH BELUM SELESAI DITULIS" penyelenggara ROCK IN SOLO 2022 telah membuktikan bahwa sejarah pejalanan ROCK IN SOLO dari tahun 2004 hingga 2022 benar-benar belum usai. Festival besar yang diadakan di kota Solo ini memang sangat bersejarah bagi perkembangan musik keras di negeri ini. Perhelatan akbar ini mampu mengobati kerinduan sekitar 12.000an para penikmat musik keras yang datang dari segala penjuru negeri untuk berpesta usai dunia dihajar Covid-19 beberapa tahun kemarin.

Ucapan rasa terimakasih dan segala hormat kepada seluruh penyelenggara yang terlibat dalam gelaran ROCK IN SOLO 2022. Semoga tahun depan bisa hadir kembali!!!

Ditulis oleh: Esrapan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama